Merdekapos.com, Jakarta –  Di tengah persaingan anggaran dan tantangan ekonomi, para petani desa kerap menjadi penonton dalam perubahan yang tidak selalu berpihak pada mereka.

Pada hari ini, Selasa (4/03/2025) Koperasi Desa Merah Putih, yang direncanakan oleh pemerintah, hadir sebagai harapan baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, keberhasilannya bergantung pada sistem yang solid dan kepercayaan masyarakat.

Pentingnya Fondasi yang Kokoh

Koperasi ini tidak bisa hanya sekadar berdiri berdasarkan Surat Keputusan (SK) dan anggaran semata. Agar benar-benar berfungsi dan memberi manfaat nyata, Koperasi Merah Putih harus memiliki model bisnis yang transparan, profesional, dan berbasis pada kebutuhan anggota.

“Kami sudah sering melihat uang datang dan pergi, tetapi kepercayaan itu yang sulit dibangun,” ujar Budi, seorang petani lokal. Ia menekankan bahwa tanpa transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan, koperasi akan sulit menarik partisipasi petani.

Kolaborasi dengan Lembaga Lain

Belajar dari kegagalan banyak proyek sebelumnya, Koperasi Merah Putih harus menjalin sinergi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta koperasi lain yang telah sukses. “Tanpa kerja sama yang baik, koperasi ini bisa berakhir sebagai proyek gagal,” ujar Siti, petani lain yang aktif dalam diskusi pembentukan koperasi.

Pendekatan Partisipatif: Suara Petani Harus Didengar

Petani berharap koperasi ini tidak hanya dibentuk dari atas, tetapi juga melibatkan mereka secara aktif dalam setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. “Kami ingin koperasi yang benar-benar mencerminkan kebutuhan kami, bukan hanya program dari pemerintah yang akhirnya mandek,” kata Siti.

Pendekatan partisipatif ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi kunci untuk membangun rasa memiliki dan tanggung jawab di antara anggota koperasi.

Peningkatan Kapasitas: Pelatihan dan Akses Pasar

Koperasi tidak hanya harus berfungsi sebagai wadah ekonomi, tetapi juga sebagai pusat peningkatan kapasitas petani. Pelatihan tentang teknik pertanian modern, manajemen keuangan, dan strategi pemasaran harus menjadi agenda utama.

“Jika kami mendapat pelatihan dan bimbingan, kami bisa menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan mampu bersaing di pasar,” tambah Budi

Dengan peningkatan keterampilan dan akses ke pasar yang lebih luas, petani tidak hanya bergantung pada tengkulak, tetapi memiliki posisi tawar yang lebih baik.

Kepercayaan: Kunci Keberhasilan Koperasi

Lebih dari sekadar institusi ekonomi, koperasi harus menjadi simbol kepercayaan bagi petani. “Jika koperasi ini hanya dijadikan tempat distribusi dana, maka ia akan mati begitu anggaran selesai. Tapi jika dibangun dengan kepercayaan, koperasi ini bisa bertahan bahkan tanpa subsidi,” tegas Budi.

Membangun kepercayaan memang bukan hal mudah, tetapi hal ini menjadi faktor penentu keberlanjutan koperasi. Tanpa kepercayaan, koperasi hanya akan menjadi proyek jangka pendek yang gagal memberikan dampak nyata.

Mampukah Koperasi Merah Putih Menjadi Solusi Nyata?

Dengan tantangan yang ada, Koperasi Desa Merah Putih memiliki potensi besar untuk membawa perubahan bagi petani. Namun, keberhasilannya tidak hanya bergantung pada program pemerintah, melainkan juga partisipasi aktif dan dukungan penuh dari masyarakat desa.

Apakah koperasi ini akan menjadi solusi nyata bagi petani atau hanya sekadar proyek yang lewat begitu saja? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Laporan oleh Ayu

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version