Merdekapos.com, Pekanbaru –Banjir yang melanda Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, membuat banyak warga terdampak harus menghadapi situasi sulit.
Meskipun air terus menggenangi rumah mereka, sebagian besar warga memilih untuk tetap bertahan di kediaman masing-masing. Kekhawatiran utama mereka bukan hanya soal banjir, tetapi juga risiko kehilangan barang berharga jika meninggalkan rumah.
“Di sini rawan maling. Baru sebentar ditinggal, sudah ada yang masuk mencuri. Dulu saat banjir, banyak yang kehilangan televisi, tabung gas, uang, dan barang lainnya,” ujar Munthe (53), salah satu warga RT 4 RW 6 yang terdampak banjir, saat diwawancarai pada Kamis (6/3/2025).
Munthe mengungkapkan bahwa banjir di rumahnya sudah berlangsung selama empat hari dengan ketinggian air mencapai sekitar 80 sentimeter. Ia bersama suami dan tiga anaknya tetap bertahan meskipun air terus menggenang.
Menurutnya, selama masih memungkinkan, mereka akan tetap tinggal di rumah. “Barang-barang sudah kami amankan di tempat lebih tinggi, tempat tidur juga sudah kami tinggikan. Kami merasa lebih tenang di rumah daripada meninggalkannya dalam keadaan kosong,” jelasnya.
Namun, hingga saat ini, Munthe mengaku belum menerima bantuan, sehingga ia terpaksa keluar rumah menerjang banjir demi mencari kebutuhan sehari-hari. “Bantuan belum ada, jadi saya harus keluar untuk cari makan,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi aksi pencurian di tengah situasi banjir, pihak kepolisian telah meningkatkan patroli di wilayah terdampak. Petugas menggunakan perahu karet dan berjalan kaki untuk memantau permukiman warga.
Selain itu, polisi juga mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap genangan air, terutama bagi anak-anak yang bermain di area banjir.
Dari hasil pemantauan di lapangan, banjir di Kecamatan Rumbai semakin meluas akibat luapan Sungai Siak. Ketinggian air di beberapa titik terus meningkat, membuat warga semakin waspada. Beberapa di antaranya masih berusaha menyelamatkan barang-barang dari dalam rumah.
Banjir kali ini telah merendam ribuan rumah dan berdampak pada sekitar 14.200 jiwa. Meskipun sebagian warga sudah mengungsi ke posko darurat, masih banyak yang memilih bertahan di rumah masing-masing dengan segala risiko yang ada.
Laporan oleh Tiwi