Merdekapos.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah memperkuat strategi diversifikasi pasar ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dengan membidik Rusia sebagai mitra dagang baru yang potensial. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Moskow menyatakan ketertarikan serius untuk meningkatkan impor sawit Indonesia dalam skala besar.
“Kalau Rusia berminat, tentu kita akan dorong penuh ekspor sawit ke sana,” kata Amran dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (22/6/2025).
Minat Rusia ini bukan sekadar pernyataan lisan. Amran menyebut bahwa dirinya telah menerima undangan resmi dari Menteri Pertanian Federasi Rusia, Oksana Nikolaevna Lut, untuk menghadiri pertemuan bilateral yang dijadwalkan pada Oktober 2025. Pertemuan tersebut akan membahas peluang kerja sama konkret, khususnya dalam ekspor sawit.
“Undangan dari Menteri Pertanian Rusia sudah kami terima. Ini menunjukkan keseriusan mereka untuk memperkuat kemitraan,” tambahnya.
Dalam pertemuan bilateral sebelumnya pada 19 Juni 2025 di St. Petersburg, kedua negara telah mendiskusikan sejumlah agenda strategis. Selain potensi ekspor CPO, dibahas pula kemungkinan investasi bersama di sektor gula, pengembangan industri pupuk, pembukaan akses daging Rusia ke pasar Indonesia, serta kerja sama riset pertanian berbasis teknologi tinggi.
Yang menarik, seluruh pembicaraan ini turut disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan bobot diplomatik tersendiri terhadap sektor pertanian dalam hubungan bilateral kedua negara.
Meski volume ekspor yang ditargetkan belum disebutkan secara pasti, Amran yakin bahwa kerja sama ini dapat menjadi pendorong penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional, sekaligus memperluas peran Indonesia sebagai salah satu eksportir CPO terbesar dunia.
Fakta di lapangan juga mendukung optimisme ini. Berdasarkan data perdagangan, ekspor CPO Indonesia ke Rusia mengalami tren pertumbuhan yang menjanjikan. Pada 2023, volume ekspor mencapai 510.100 ton senilai US$444,6 juta. Jumlah tersebut meningkat pada 2024 menjadi 570.300 ton atau US$538,2 juta, tumbuh sekitar 12 persen secara tahunan (YoY).
Bahkan, menurut proyeksi pasar, angka tersebut bisa menembus 680.000 ton, menunjukkan potensi kenaikan lebih dari 13 persen dari tahun sebelumnya.
Tren ini menjadikan Rusia sebagai salah satu calon mitra ekspor utama dalam industri sawit nasional. Jika kerja sama strategis terus dikembangkan, Rusia bisa menjadi pasar kunci yang memperkuat posisi global Indonesia di sektor minyak sawit.
Laporan oleh Dipa