Merdekapos.com, Jakarta –Jakarta kembali dibuat heboh dengan kenaikan tarif air dari PAM Jaya yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2025. Meski masyarakat mulai merasakan dampaknya, Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo tetap optimistis bahwa harga air di ibu kota masih bersaing.
“Bandingkan saja dengan wilayah sekitar Jakarta. Apakah tarif air kita lebih mahal? Saya rasa tidak,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota, Senin, 14 April 2025. Menurutnya, meskipun biaya naik, tarif air Jakarta tetap tergolong murah jika dibandingkan kota-kota tetangga.
Kenaikan ini sebenarnya sudah ditetapkan lewat Keputusan Gubernur Nomor 730 Tahun 2024 yang diteken oleh mantan Pj Gubernur Heru Budi Hartono pada Oktober lalu. Namun, reaksi publik bahkan legislatif tidak sejalan dengan klaim Pramono.
Francine Widjojo, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, justru menilai kebijakan ini bermasalah. Ia menuding ada cacat materil dalam penetapan tarif baru tersebut. Salah satunya, pelanggan apartemen dan kondominium yang seharusnya masuk kategori hunian justru dimasukkan ke dalam kelompok niaga/industri yang dikenakan tarif lebih tinggi.
“Ini sudah menyalahi aturan. Berdasarkan UMP 2024, tarif air tak boleh melewati Rp 20.269 per meter kubik, tapi yang terjadi malah sebaliknya,” tegas Francine dalam pernyataannya, Minggu, 13 April 2025.
Ia pun mendesak Pemprov DKI segera meninjau ulang Keputusan Gubernur itu. “Air bukan barang mewah. Ini kebutuhan hidup paling dasar, dan tidak boleh jadi beban tambahan warga Jakarta,” ujarnya.
—
Apakah kenaikan tarif ini wajar? Atau justru mencerminkan ketimpangan yang selama ini tak terlihat? Warga Jakarta pantas bertanya, dan pantas mendapatkan jawaban. Jadi bagaimana menurutmu sobat Merdekapos?
Laporan oleh Dipa