Merdekapos.com, Pekanbaru — Kasus tragis perundungan di Indragiri Hulu (Inhu) yang sebabkan korban sampai meninggal jadi sorotan berbagai lapisan masyarakat, termasuk oleh DPD Projo Riau yang diketuai oleh Sonny Silaban, ST.
Meninggalnya KB, siswa kelas dua SD di Kabupaten Indragiri Hulu akibat dugaan perundungan yang berujung pada komplikasi medis serius, kembali membuka mata masyarakat dan pemerintah akan lemahnya sistem pengawasan dan perlindungan di lingkungan pendidikan Indonesia. Sonny Silaban, Ketua DPD Projo Riau, menegaskan bahwa insiden ini mencerminkan adanya masalah besar dalam sistem pendidikan nasional yang harus segera diperbaiki.
“Kasus ini menunjukkan adanya masalah serius dalam sistem pendidikan kita, terutama dalam pengawasan dan keamanan di lingkungan sekolah,” ujar Sonny Silaban saat menghadiri konferensi pers Keluarga (alm) Kristofel Butar Butar di Hotel Furaya, Sabtu (07/06/2025).
Ia menambahkan, kekerasan di sekolah bukan hanya soal insiden sesaat, melainkan indikator dari kurangnya pendidikan karakter dan perlindungan hak asasi anak yang memadai.
Sonny menilai bahwa peristiwa ini seharusnya menjadi momentum introspeksi bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pihak sekolah, pemerintah daerah, hingga pusat. “Pendidikan karakter harus menjadi pondasi utama, dan pengawasan yang ketat harus diterapkan agar anak-anak terlindungi dari kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Sonny Silaban mengusulkan agar pemerintah memperkuat sistem pengawasan di setiap sekolah, termasuk peningkatan peran guru dan tenaga kependidikan dalam mendeteksi tanda-tanda kekerasan dan trauma pada siswa. Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan hak asasi anak yang diajarkan secara konsisten di seluruh jenjang pendidikan.
Selain itu, Sonny menyoroti perlunya kolaborasi yang lebih erat antara sekolah dan orang tua, serta penguatan peran lembaga perlindungan anak dan aparat hukum dalam menegakkan keadilan dan perlindungan hak anak secara menyeluruh.
“Kita harus belajar dari kejadian ini dan menjadikannya sebagai momentum untuk memperbaiki sistem pendidikan kita agar lebih aman, manusiawi, dan berkarakter,” tuturnya.
Kematian KB menjadi pengingat keras bahwa pendidikan harus lebih dari sekadar transfer ilmu, tetapi juga membangun karakter dan melindungi hak anak secara nyata. Masyarakat, pemerintah, dan seluruh elemen pendidikan di Indonesia perlu bersinergi mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Sonny Silaban menegaskan, “Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan kejadian tragis seperti ini tidak terulang lagi. Melalui perbaikan sistem dan pendidikan karakter, kita bisa menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, berkarakter, dan mampu melindungi hak-hak mereka.”
Laporan oleh MP01