Merdekapos.com, Jakarta – Hari ini, sebanyak 63 Sekolah Rakyat resmi mulai beroperasi di berbagai penjuru Indonesia dalam rangka mendukung program pemerintah memberikan pendidikan bagi semua masyarakat.

Karenanya, sekolah-sekolah berasrama ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, dan per hari ini telah mencatat 6.000 siswa yang kini tengah menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul mengungkapkan bahwa dari total 100 titik sekolah yang ditargetkan mulai berjalan pada Juli ini, sebanyak 63 di antaranya telah resmi dibuka oleh Kementerian Sosial. Sementara itu, 37 titik sisanya akan menyusul begitu proses renovasi rampung.

Penyebaran sekolah-sekolah ini cukup merata, terdapat 13 titik berada di Sumatra, 34 di Jawa, 3 di Bali dan Nusa Tenggara, 2 di Kalimantan, 8 di Sulawesi, 2 di Maluku, dan 1 di Papua. Peresmian pembukaan hari ini dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar.

“Ada 63 titik operasional per hari ini. Di dalamnya terdapat 256 rombongan belajar, terdiri dari 3 rombel untuk jenjang SD, 112 untuk SMP, dan 141 untuk SMA,” jelas Gus Ipul dalam siaran langsung pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) melalui kanal YouTube resmi Kemensos, Senin (14/7/2025).

Meski belum seluruhnya beroperasi, Gus Ipul menegaskan bahwa para guru dan siswa sudah siap untuk memulai perjalanan bersama dalam sistem pendidikan yang baru ini. Masa pengenalan akan berlangsung selama dua pekan, sebelum para siswa mengikuti program matrikulasi sebagai tahap awal pembelajaran.

“Semua, baik siswa, guru, hingga kepala sekolah, hari ini untuk pertama kalinya saling bertemu. Maka masa orientasi ini penting, disusul dengan program matrikulasi selama dua hingga tiga bulan,” ujar Gus Ipul.

Rekrutmen siswa dilakukan bukan melalui seleksi akademik, melainkan berbasis data keluarga miskin ekstrem dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sebelum diterima, seluruh siswa juga menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh serta pemetaan potensi diri berbasis DNA dan kecerdasan buatan (AI), yang difasilitasi oleh tokoh-tokoh pendidikan.

Laporan oleh Dipa

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version