Merdekapos.com, Jakarta –Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, mengadakan pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, pada Selasa siang, 22 April 2025, di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan ini digambarkan sebagai momen temu kangen antara dua tokoh yang telah lama saling mengenal.
“Pertemuan dengan kawan lama,” ujar Presiden ke-7 singkat kepada wartawan usai makan siang.
Setelah agenda tersebut, Presiden juga bertemu dengan beberapa mantan menteri dari Kabinet Indonesia Maju. Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, serta mantan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Pertemuan berlangsung dalam suasana santai dan disebut hanya sebatas silaturahmi.
Wishnutama yang ditemui usai acara menyatakan, “Iya, ngobrol-ngobrol saja.” Hal senada juga disampaikan Teten Masduki, yang menyebut bahwa kehadirannya semata untuk bersilaturahmi dengan Presiden.
Di sisi lain, Presiden Jokowi tengah menghadapi tudingan serius terkait keaslian ijazahnya. Isu tersebut kembali mencuat di ruang publik dan memicu perhatian berbagai pihak. Sebagai respons, tim kuasa hukum Presiden telah dibentuk dan terdiri dari 15 orang pengacara yang akan menangani perkara tersebut.
Ketua tim hukum, Otto Hasibuan, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan bernuansa fitnah. Pihaknya juga tengah menyiapkan langkah hukum terhadap individu atau pihak yang menyebarkan informasi palsu tersebut.
“Kami akan menggunakan jalur hukum untuk memastikan bahwa fitnah ini tidak terus berkembang. Kami juga sedang mengumpulkan bukti-bukti dan mendata pihak-pihak yang terlibat,” ujar Otto.
Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai institusi tempat Presiden Jokowi menempuh pendidikan juga telah memberikan klarifikasi. Pihak kampus menyatakan bahwa Joko Widodo benar merupakan lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985, dan seluruh dokumen akademik terkait dinyatakan lengkap dan sah.
Langkah hukum yang kini sedang ditempuh menjadi bagian dari upaya membela integritas Presiden dan menjaga nama baik institusi pendidikan.
Meski demikian, Mantan Presiden tetap menjalankan aktivitasnya dengan tenang, termasuk menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh internasional dan para mantan koleganya di pemerintahan.
Laporan oleh Dewa