Merdekapos.com, Jakarta –– Dalam langkah yang dinilai penuh makna, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengutus mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri acara penghormatan terakhir Paus Fransiskus di Vatikan.
Langkah ini tidak hanya sekadar simbol diplomasi, tetapi juga menyimpan pesan politis dan strategi untuk menjaga stabilitas politik di Indonesia.
Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, mengungkapkan bahwa tindakan Prabowo ini memiliki dua makna utama. Pertama, menunjukkan kedekatan pribadi antara Prabowo dan Jokowi yang tetap terjalin baik, di tengah isu matahari kembar yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat dan politik nasional.
Kedua, sebagai upaya untuk meredam kekhawatiran dan isu yang beredar, bahwa di Indonesia hanya ada satu matahari, yang adalah Presiden Prabowo sendiri.
“Pengutusan Jokowi ke Vatikan secara resmi menunjukkan hubungan baik antara keduanya, terlepas dari isu matahari kembar.
Ini juga merupakan sinyal bahwa Prabowo ingin menegaskan posisinya sebagai kepala negara dan pemimpin tertinggi yang memiliki otoritas untuk mengutus siapapun, termasuk mantan presiden,” ujar Agung saat dihubungi Jumat (25/4/2025).
Lebih jauh, Agung menilai langkah ini merupakan bentuk kolaborasi dan upaya Prabowo untuk menunjukkan bahwa pemerintah terbuka terhadap semua pihak.
Ia menambahkan, pengutusan Jokowi juga dipandang sebagai langkah strategis dalam menghadapi dinamika politik dan isu global yang sedang berkembang, terutama terkait isu matahari kembar yang semakin menguat.
“Memilih Jokowi, bukan Wapres Gibran Rakabuming Raka, memiliki makna politis tersendiri. Jokowi masih sangat dikenal dan memiliki pengaruh besar di mata dunia, sehingga keberadaannya di acara tersebut memberi pesan kuat dan strategis,” jelas Agung.
Sementara itu, pengamat politik menilai bahwa langkah Prabowo ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya menjaga keseimbangan dan memperkuat posisi di tengah berbagai isu sensitif.
Dengan menampilkan Jokowi dalam acara penting di Vatikan, Prabowo ingin memperlihatkan bahwa Indonesia tetap stabil dan mampu mengelola berbagai dinamika secara bijaksana.
Langkah ini sekaligus menjadi sinyal bahwa di tengah isu matahari kembar yang sedang menguat, pemerintah tetap fokus pada stabilitas dan kolaborasi, serta menunjukkan bahwa semua pihak bisa bersinergi demi kepentingan bangsa.
Laporan oleh Ayu