Merdekapos.com, Jakarta– Keindahan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango dari Jawa Barat sudah mulai kelihatan di Kota Jakarta, pada hari Senin (2/12/2024) .
Melalui sumber pemantau kualitas udara IQAir, pada pagi hari pukul 07.15 WIB kualitas udara jakarta memasuki kategori sedang dengan rentang PM2.5 antara 51-100. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas udara pagi ini dijakarta tidak terlalu buruk untuk kesehatan manusia hingga hewan,
Walaupun saat ini terbilang dalam kategori sedang, nyatanya daerah Jakarta masih menduduki daftar kota yang termasuk dalam kategori polusi tertinggi di indonesia.
Berikut daftar 10 Kota yang termasuk dalam kategori polusi tertinggi di indonesia, pada hari senin, (2/12/2024):
- Krian, Jawa Timur (AQI US 172)
- Tangerang Selatan (AQI US 149)
- Kota Bandung (AQI US 132)
- Kota Depok (AQI US 77)
- Kota Surabaya (AQI US 77)
- Kota Tangerang (AQI US 77)
- Jakarta (AQI US 69)
- Kota Denpasar (AQI US 67)
- Kota Pekanbaru (AQI US 58)
- Bandung (AQI US 56)
Sedangkan untuk Kategori tingkat dan dampak kualitas udara bisa dilihat sebagai berikut:
- Baik (PM2.5: 0-50): Tidak berdampak buruk pada kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan.
- Sedang (PM2.5: 51-100): Dampak minimal bagi kesehatan.
- Sensitif (PM2.5: 101-150): Kategori ini sungguh berisiko bagi kelompok rentan dan memengaruhi estetika lingkungan.
- Tidak sehat (PM2.5: 151-200): Berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan. IQAir menyarankan daerah yang berada di kategori ini untuk mengenakan masker, mengurangi aktivitas luar ruangan, menutup jendela, dan menggunakan penyaring udara untuk mengurangi paparan polusi
- Berbahaya (PM2.5: 201-500): kota yang berada direntang kategori ini sungguh berada dalam bahaya, sangat tidak sehat dan sangat berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan
Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian lingkungan hidup agar kesehatan tetap dalam keadaan baik dan hidup jauh lebih panjang.
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor : Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas, seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat.
- Menggunakan transportasi umum : Menggunakan transportasi umum dapat mengurangi emisi gas buang.
- Menanam pohon: Pohon dapat menyerap polutan udara dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis.
- Mengurangi konsumsi daging : Peternakan adalah penghasil polusi udara terbesar, sehingga mengurangi konsumsi daging dapat membantu menanggulangi polusi udara.
- Mengurangi penggunaan energi di rumah : Mengurangi penggunaan energi dapat mengurangi kebutuhan produksi energi dari sumber yang dapat menciptakan polusi udara.
- Memanfaatkan konsep reduce, reuse, dan recycle : Mengurangi sampah yang sulit terurai, membeli produk daur ulang, dan menggunakan produk yang sustainable.
- Menghindari pembakaran sampah : Pembakaran sampah di udara terbuka menghasilkan emisi gas yang mengandung berbagai zat berbahaya.
- Jauhi rokok : Asap rokok mengandung zat kimia berbahaya yaitu karbon monoksida (CO), yang menyebabkan polusi udara.
- Meningkatkan ventilasi : Meningkatkan ventilasi dapat menciptakan sirkulasi udara yang lancar
Laporan oleh dipa