Merdekapos.com, Jakarta – Kembali bergema dengan suara mahasiswa dan masyarakat sipil. Pada Jumat (21/02/2025), Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi puncak bertajuk Indonesia Gelap di pusat ibu kota.

Koordinator BEM SI, Anas Rabbani, menyatakan bahwa aksi ini akan dimulai pukul 13.00 WIB, dengan massa melakukan longmarch dari Taman Ismail Marzuki (TIM) menuju kawasan sekitar Istana Kepresidenan. Lebih dari 30 organisasi masyarakat sipil turut ambil bagian dalam gerakan ini.

“Kami akan bergerak dari TIM ke Istana pukul 13.00 WIB. Ini bukan hanya aksi mahasiswa, tetapi juga suara rakyat. Tuntutan kami tetap sama: mendesak perubahan yang nyata!” ujar Anas.

Aksi Berlanjut, Tekanan Semakin Menguat

Gerakan Indonesia Gelap bukanlah aksi yang muncul tiba-tiba. Sejak Senin (17/02/2025), gelombang protes telah menyebar ke berbagai daerah, menandakan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah.

Beberapa tuntutan utama yang disuarakan antara lain:

  1. Pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025
  2. Transparansi pembangunan dan pengelolaan pajak rakyat
  3. Evaluasi besar-besaran program makan bergizi gratis
  4. Penolakan terhadap revisi UU Minerba yang dinilai bermasalah
  5. Menentang dwifungsi TNI dan mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset
  6. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan di seluruh Indonesia

Surabaya Tak Mau Ketinggalan: Ribuan Massa Siap Bergerak

Tak hanya di Jakarta, aksi serupa juga akan berlangsung di Surabaya. Ratusan mahasiswa, akademisi, dan elemen masyarakat sipil berencana menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Timur.

Korlap aksi di Surabaya, Thanthowy Syamsuddin, menegaskan bahwa gerakan ini lahir sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan melemahkan demokrasi. Sebelum turun ke jalan, mereka telah melakukan kajian mendalam terhadap berbagai kebijakan pemerintah.

“Kami tidak hanya turun ke jalan untuk berteriak. Kami membawa data, analisis dampak sosial-ekonomi, serta rekomendasi kebijakan. Tuntutan ini bukan sekadar emosi, tapi berdasarkan fakta!” tegasnya.

Selain tuntutan utama, massa di Surabaya juga menyoroti beberapa isu tambahan, termasuk:

  1. Menolak revisi UU TNI dan Polri yang dinilai mengkhianati reformasi
  2. Menolak revisi UU Minerba & Kejaksaan yang dianggap menguntungkan oligarki
  3. Mendesak pengesahan RUU Masyarakat Adat, RUU Perampasan Aset, dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
  4. Menuntut evaluasi terhadap efisiensi anggaran dan struktur kabinet yang dianggap terlalu besar

Suara Rakyat Tak Akan Padam

Gerakan #INDONESIAGELAP bukan sekadar aksi sekali jalan. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.

“Kami tidak akan berhenti sampai pemerintah dan DPR benar-benar mendengar dan bertindak. Demokrasi harus tetap berada di jalur yang benar, bukan dikuasai oleh kepentingan oligarki!” tutup Thanthowy.

Dengan semakin banyaknya dukungan dari berbagai elemen masyarakat, aksi Indonesia Gelap berpotensi menjadi gerakan yang lebih besar. Kini, semua mata tertuju pada pemerintah—akankah mereka mendengar atau tetap membisu?

Laporan oleh Anto

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version