Merdekapos.com, Jakarta – Meski Jakarta dikenal sebagai kota metropolitan, nyatanya persoalan sanitasi masih menjadi pekerjaan rumah. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat bahwa praktik buang air besar sembarangan (BABS) masih terjadi di sembilan kelurahan yang tersebar di empat wilayah kota.
Wakil Kepala Dinkes DKI, Dwi Octavia, menyebut ada empat kelurahan di Jakarta Utara, dua di Jakarta Barat, satu di Jakarta Selatan, dan dua kelurahan lainnya di Jakarta Timur yang masih menghadapi persoalan ini. “Totalnya sekitar 850 kepala keluarga yang masih melakukan buang air besar sembarangan,” ujarnya
Menurut Dwi, praktik BABS ini banyak ditemukan di kawasan padat penduduk dengan keterbatasan fasilitas sanitasi. Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tengah berupaya bersama mencari solusi. Salah satunya dengan membangun septic tank komunal atau fasilitas MCK komunal jika tersedia lahan.
“Kalau lahan cukup, kami prioritaskan septic tank komunal. Kalau tidak memungkinkan, maka dilakukan pemasangan septic tank di rumah tangga. Yang penting ada komitmen bersama warga,” kata Dwi.
Target besar Pemprov DKI adalah mewujudkan sanitasi aman di seluruh wilayah. Artinya, limbah rumah tangga dibuang ke septic tank dan disedot secara rutin. “Kalau hanya sampai ke septic tank tapi belum disedot secara berkala, itu masuk kategori sanitasi layak, belum aman,” jelasnya.
Menanggapi masalah ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga menegaskan komitmennya. Ia mendorong kerja sama lintas sektor, termasuk melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), untuk membantu membangun fasilitas sanitasi layak di titik-titik rawan.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siap mendukung penuh program CSR dan kolaborasi masyarakat agar permasalahan BABS bisa segera teratasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, menjelaskan bahwa pihaknya akan membangun 10 septic tank komunal di beberapa titik rawan, seperti di Rusunami Bidara Cina, Rawa Bunga, Rambutan, Pekayon, Pinang Ranti, Cipinang Melayu, Penggilingan, Kayu Manis, Cipinang, dan Klender.
Pembangunan ini dilakukan lewat kombinasi dana CSR, anggaran pemerintah, dan swadaya masyarakat. “Dari 10 titik itu, kita targetkan bisa membantu 921 kepala keluarga, atau sekitar 2.936 jiwa,” kata Munjirin.
Langkah ini diharapkan bisa mempercepat penyelesaian masalah sanitasi di Ibu Kota, sekaligus menjadi langkah nyata menuju Jakarta yang lebih sehat dan manusiawi.
Laporan oleh Dipa