Merdekapos.com, Jakarta –Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial melalui Program Pesantren Marjinal. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Baznas mengadakan pelatihan bagi 35 mitra dakwah di Jakarta untuk memperkuat kapasitas mereka dalam mendampingi kelompok marjinal.
Deputi II Baznas RI, Imdadun Rahmat, menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang sering terabaikan akibat stigma sosial.
“Semangat utama dari program ini adalah menjangkau semua orang, tanpa kecuali. Pendidikan dan dakwah yang kami lakukan bersifat inklusif, agar mereka yang selama ini terpinggirkan juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang,” ujar Imdadun dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pesantren Marjinal: Mendekatkan Ilmu Agama dan Keterampilan Hidup
Berbeda dari pesantren tradisional, Program Pesantren Marjinal mengusung konsep pesantren keliling (mobile), yang langsung menyapa peserta di tempat mereka berada. Program ini akan berlangsung dari 5 hingga 27 Maret 2025, dengan berbagai kegiatan pembelajaran agama, pembinaan mental, serta pelatihan keterampilan.
Baznas RI menargetkan 1.500 penerima manfaat, yang berasal dari berbagai kelompok marjinal, di antaranya:
- Anak jalanan
- Komunitas punk
- Masyarakat miskin kota
- Pemulung
- Penyandang disabilitas (tunanetra, tunarungu, dan tunawicara)
Dengan adanya program ini, Baznas ingin memastikan bahwa mereka yang selama ini kurang tersentuh oleh sistem pendidikan formal tetap mendapatkan ilmu agama dan keterampilan hidup yang bermanfaat.
Fakta Mengejutkan: 60 Persen Anak Jalanan di Jakarta Tidak Pernah Sekolah
Data Baznas menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari 16.000 anak jalanan di Jakarta belum pernah mengenyam pendidikan formal. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap eksploitasi, tindak kriminal, serta kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.
“Kami ingin hadir untuk mereka yang selama ini terpinggirkan. Lewat Pesantren Marjinal, kami tidak hanya memberikan pelajaran agama, tetapi juga membangun rasa percaya diri mereka, membimbing mereka agar bisa melihat masa depan yang lebih cerah,” ujar Imdadun.
Selain itu, kelompok anak punk yang jumlahnya mencapai 10.000 orang juga menjadi sasaran utama program ini. Selama bulan Ramadhan, mereka akan mendapat bimbingan spiritual dan keterampilan hidup yang diharapkan dapat membantu mereka beradaptasi dengan masyarakat yang lebih luas.
Lebih dari Sekadar Dakwah: Pelatihan Kewirausahaan sebagai Jalan Hidup Baru
Salah satu aspek unik dari Pesantren Marjinal adalah fokusnya pada pelatihan kewirausahaan. Baznas RI ingin membekali peserta dengan keterampilan praktis yang dapat membantu mereka memulai usaha kecil dan mengubah hidup mereka menjadi lebih mandiri.
Berbagai pelatihan keterampilan yang diberikan, antara lain:
- Kerajinan tangan dan produk kreatif
- Usaha kuliner skala kecil
- Pelatihan digital dasar untuk wirausaha
Tidak hanya itu, Baznas juga bekerja sama dengan UMKM lokal untuk memberikan kesempatan magang bagi peserta program. Dengan pengalaman langsung di dunia kerja, mereka akan memiliki bekal yang lebih kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Kami tidak ingin sekadar memberikan mereka ceramah agama. Kami ingin mereka punya keterampilan, sehingga mereka bisa berdiri sendiri dan terbebas dari stigma negatif yang melekat selama ini,” jelas Imdadun.
Harapan Besar: Mengubah Hidup 1.500 Orang Selama Ramadhan
Dengan konsep yang inovatif dan pendekatan yang lebih personal, Pesantren Marjinal diharapkan tidak hanya memberikan ilmu agama, tetapi juga menjadi titik balik bagi kehidupan para peserta.
“Kami ingin Ramadhan ini menjadi momen spesial bagi mereka. Bukan hanya sebagai waktu untuk beribadah, tetapi juga kesempatan untuk menemukan harapan baru dalam hidup,” tutup Imdadun.
Baznas RI berharap program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia, sehingga semakin banyak kelompok marjinal yang mendapatkan akses pendidikan, bimbingan spiritual, serta peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Dengan adanya Pesantren Marjinal, Ramadhan 2025 bukan hanya menjadi bulan penuh berkah, tetapi juga menjadi awal dari perubahan hidup bagi mereka yang selama ini terpinggirkan.
Laporan oleh Tiwi