Merdekapos.com, Jakarta –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada sesi pertama perdagangan saham, Selasa (25/2/2025), di tengah pelemahan seluruh sektor saham.
Berdasarkan data RTI, IHSG turun 2,34 persen ke level 6.591,43 hingga akhir sesi pertama. Indeks LQ45 juga melemah 2,41 persen ke posisi 751,37, sementara seluruh indeks saham acuan mengalami tekanan.
Pada sesi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi 6.772,65 sebelum turun ke titik terendah di 6.588,77. Sebanyak 458 saham mengalami penurunan, 109 saham menguat, dan 207 saham stagnan. Aktivitas perdagangan mencatatkan total frekuensi 732.315 kali dengan volume 11,1 miliar saham dan nilai transaksi harian sebesar Rp 6,2 triliun.
Sektor Saham Tertekan
Seluruh sektor saham mengalami pelemahan. Sektor bahan dasar mencatat koreksi terbesar dengan penurunan 3,68 persen. Disusul sektor industri yang turun 2,81 persen, sektor energi melemah 2,66 persen, dan sektor consumer nonsiklikal turun 1,89 persen.
Sektor consumer siklikal juga mengalami penurunan signifikan sebesar 2,82 persen, diikuti sektor kesehatan yang turun 1,27 persen dan sektor keuangan yang melemah 0,97 persen. Selain itu, sektor properti merosot 1,9 persen, sektor teknologi turun 1,53 persen, sektor infrastruktur melemah 1,66 persen, dan sektor transportasi turun 1,06 persen.
Pergerakan Saham Unggulan
Mengutip data RTI, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) bergerak di zona merah dengan penurunan 1,3 persen ke level Rp 3.030 per saham. Saham BRIS sempat menyentuh harga tertinggi Rp 3.100 dan terendah Rp 3.010, dengan total transaksi Rp 31,7 miliar dalam 3.108 kali perdagangan.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mengalami pelemahan 2,69 persen ke posisi Rp 4.890 per saham. Saham ini diperdagangkan dalam rentang Rp 4.860 hingga Rp 5.025, dengan volume transaksi 1.197.315 saham dan nilai perdagangan Rp 591,7 miliar.
Saham Top Gainers dan Top Losers
Beberapa saham mencatat kenaikan tertinggi, di antaranya:
- INAI naik 34,07 persen
- IMJS naik 26,88 persen
- IMAS naik 24,87 persen
- AREA naik 20,95 persen
- PSGO naik 14,77 persen
Sementara itu, saham dengan penurunan terdalam meliputi:
- WIFI turun 14,69 persen
- DOOH turun 12,12 persen
- WIRG turun 11,72 persen
- MORA turun 11,69 persen
- CCSI turun 11,52 persen
Saham Paling Aktif
Berdasarkan nilai transaksi, saham-saham paling aktif meliputi:
- BBRI dengan nilai transaksi Rp 737 miliar
- BMRI senilai Rp 581,6 miliar
- BBCA senilai Rp 389,8 miliar
- WIFI senilai Rp 292,3 miliar
- BUKA senilai Rp 183,5 miliar
Sementara itu, berdasarkan frekuensi perdagangan, saham yang paling banyak diperdagangkan antara lain:
- BBRI dengan 42.401 transaksi
- WIFI dengan 29.865 transaksi
- IMJS dengan 27.195 transaksi
- PSAB dengan 24.300 transaksi
- BMRI dengan 24.199 transaksi
Faktor Penyebab Koreksi IHSG
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyebut bahwa pelemahan IHSG sejalan dengan tren negatif di bursa Asia yang mayoritas juga mengalami tekanan. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang mendorong koreksi IHSG, salah satunya adalah kekhawatiran perang dagang yang kembali mencuat setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait kenaikan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko.
Selain itu, aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing turut berkontribusi terhadap pelemahan indeks. “Aksi net sell asing terus berlanjut, diperparah dengan penurunan peringkat MSCI Indonesia oleh beberapa broker asing, yang kemarin menyebabkan outflow sebesar Rp 3,5 triliun,” ujar Herditya.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menambahkan bahwa perubahan peringkat MSCI ini dipicu oleh keputusan Morgan Stanley yang menaikkan MSCI China dari underweight (UW) menjadi equal weight (EW), sementara MSCI Indonesia diturunkan dari equal weight menjadi underweight pada 19 Februari 2025.
“Ini merupakan bagian dari evaluasi berkala, dan kita harapkan ada perubahan positif dalam review berikutnya,” kata Jeffrey.
Laporan oleh Nia