Merdekapos.com, Jakarta – Konflik memanas antara Israel dan Iran belakangan ini mengingatkan banyak pihak pada alur film-film thriller geopolitik bedanya, ini bukan fiksi. Serangan besar-besaran yang diluncurkan Israel ke instalasi penting milik Iran, termasuk fasilitas nuklir, kemudian dibalas Iran dengan menghantam pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar, menciptakan ketegangan global yang nyata dan membara.
Bagi penggemar film, perkembangan ini terasa seperti gabungan dari beberapa judul besar Hollywood. Dunia seolah menonton skenario film yang keluar dari layar lebar, namun kini dimainkan oleh negara-negara bersenjata sungguhan.
Serangan Israel ke situs-situs strategis Iran, yang dilakukan dengan presisi militer tinggi dan intelijen canggih, terasa seperti adegan dari Mission: Impossible atau Zero Dark Thirty. Operasi yang nyaris senyap namun mematikan, menyasar target yang sangat sensitif yakni program nuklir.
Ketika Iran membalas dengan menyerang pangkalan udara Al-Udeid milik AS di Qatar, dunia langsung teringat pada film The Sum of All Fears, di mana kesalahpahaman dan serangan balasan antara kekuatan besar memicu ketegangan nuklir. Dalam realitas ini, bukan hanya dua negara yang terlibat, tetapi juga membuka risiko eskalasi global.
Ketegangan yang berkembang saat ini juga mengingatkan kita pada World War Z bukan karena zombie, tapi karena suasana panik dan pencarian tempat perlindungan yang mirip. Laporan pemetaan geopolitik global bahkan telah merilis daftar negara yang paling aman jika Perang Dunia III benar-benar terjadi. Indonesia termasuk di dalamnya berkat politik luar negerinya yang netral dan aktif mendorong perdamaian.
Yang membedakan konflik ini dari film adalah tak ada tombol pause. Setiap keputusan diplomatik, peluncuran rudal, dan pernyataan resmi dari negara-negara besar kini menentukan arah masa depan dunia.
Apakah dunia akan menemukan akhir yang damai seperti dalam film-film Hollywood, atau justru meluncur ke dalam babak baru sejarah kelam umat manusia?
Waktu yang akan menjawab dan dunia tengah menahan napas.
Laporan oleh Dipa