Merdekapos.com, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, meski bertujuan mulia untuk mengatasi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), kini mendapatkan sorotan tajam dari berbagai kalangan. Prof Didik J Rachbini, seorang ekonom senior dan pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengungkapkan keprihatinannya terhadap pelaksanaan program ini yang dinilai belum maksimal dalam memberdayakan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dalam wawancara yang berlangsung di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta,Jumat,(7/02/2025), Prof Didik menjelaskan bahwa dengan anggaran yang mencapai Rp171 triliun, seharusnya program ini dapat menjadi pendorong bagi UMKM untuk tumbuh dan berkembang. Namun, menurutnya, kenyataannya program ini justru tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi pelaku UMKM.
“Saya setuju anggaran kementerian dan lembaga dialihkan ke MBG, tetapi implementasinya harus dikawal dengan baik untuk menghindari praktik rente yang merugikan,” ujarnya.
Prof Didik menekankan pentingnya melibatkan rumah makan skala UMKM dalam program MBG, serta melakukan pengawasan ketat terhadap kualitas dan kesehatan makanan yang disajikan. “Jika 1.000 UMKM dilibatkan dan produk mereka diawasi, maka program ini akan benar-benar bermanfaat. Namun, saat ini program MBG justru lebih menguntungkan kelompok ekonomi besar,” tambahnya.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, juga mengakui perlunya evaluasi atas pelaksanaan program MBG yang telah berjalan sebulan. Dalam pernyataannya kepada wartawan di Kantor PCO, Gedung Kwarnas, Gambir, Jakarta Pusat,Jumat (7/02/2025),
Hasan mengatakan, “Setelah satu bulan, kami menyadari bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki, termasuk SOP.” Ia menjelaskan bahwa pihaknya terus berkomunikasi dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertanggung jawab atas program ini.
Pemerintah, menurut Hasan, terbuka terhadap kritik dan masukan yang dapat menjadi bahan perbaikan dalam pelaksanaan program MBG. “Kami akan terus mendengarkan masukan dari masyarakat dan mitra kerja, agar program ini dapat lebih efektif dan memberikan manfaat nyata bagi UMKM dan masyarakat luas,” tuturnya.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, harapan untuk melihat program MBG benar-benar memberdayakan UMKM dan membantu mengatasi masalah gizi di Indonesia tetap menjadi fokus utama.
Laporan oleh dipa