Merdekapos.com, Jakarta –Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) menyambut baik kebijakan pemerintah yang menghapus kuota impor sapi hidup, terutama jenis sapi perah. Kebijakan ini dinilai menjadi langkah strategis untuk meningkatkan produksi susu nasional yang saat ini masih sangat bergantung pada impor.
“Kami para peternak sapi perah menyambut baik kebijakan ini. Saat ini, sekitar 80 persen kebutuhan susu nasional masih dipenuhi dari impor. Salah satu solusi paling nyata adalah dengan mendatangkan sapi indukan sebanyak mungkin untuk memperkuat populasi lokal,” ujar Ketua Umum APSPI, Agus Warsito, dikutip dari ANTARA, Kamis (26/6/2025).
Meski mendukung, Agus meminta pemerintah tidak hanya membuka keran impor, tetapi juga menyiapkan regulasi pendukung, khususnya terkait kemudahan akses pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi peternak.
Menurutnya, saat ini proses pengajuan KUR masih berjalan lamban. Ia mencontohkan, meskipun semua dokumen dan izin dari Kementerian Pertanian telah lengkap, pengajuan kredit di perbankan kerap terkendala dan membutuhkan waktu empat hingga lima bulan tanpa kejelasan.
“Kami minta dukungan konkret, bukan hanya soal sapi masuk, tapi bagaimana caranya supaya peternak bisa cepat mendapatkan modal usaha,” tegas Agus.
APSPI juga mengingatkan agar pemerintah membedakan perlakuan kebijakan impor antara sapi perah dan sapi potong. Agus menilai impor sapi potong secara besar-besaran bisa berdampak negatif pada stabilitas harga daging dan keberlangsungan peternak lokal.
“Sapi potong itu dampaknya besar. Kalau harga daging turun drastis, peternak sapi potong kita bisa terpukul. Pemerintah harus hati-hati,” ujarnya.
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengumumkan kebijakan penghapusan kuota impor semua jenis sapi hidup, mulai dari sapi potong, sapi bakalan, hingga sapi perah. Kebijakan ini diberlakukan untuk menjamin ketersediaan daging dan susu, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kini, pelaku usaha bisa mengimpor sapi hidup tanpa batasan kuota,” kata Zulkifli dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan impor hingga 2 juta ekor sapi hidup guna memenuhi kebutuhan konsumsi nasional yang terus meningkat.
Laporan oleh Dipa