Merdekapos.com, Gyeongju – Di tengah percepatan transformasi global yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan perubahan sosial, Indonesia tampil dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, dengan membawa semangat inklusivitas dan nilai kemanusiaan. Pemerintah menegaskan bahwa kemajuan tidak semestinya hanya diukur dari sisi digitalisasi, melainkan juga dari sejauh mana inovasi mampu memberi manfaat bagi manusia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, KTT APEC tahun ini mengusung tema besar yang dirancang oleh tuan rumah Korea Selatan, berpusat pada tiga pilar utama: connect, innovate, dan prosper.
“Dalam KTT kali ini, Korea Selatan mengusung tema besar yang berfokus pada tiga pilar utama. Pertama, connect, yang menekankan penguatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan rantai pasok (supply chain). Kedua, innovate, yang berkaitan dengan transformasi digital, pengembangan kecerdasan buatan (AI), serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Dan ketiga, prosper, yang mencakup upaya menuju netralitas karbon, ketahanan pangan, inklusi sosial, serta tantangan populasi menua,” ujar Airlangga, Kamis (31/10/2025) malam, dikutip dari Antara.
Dalam kerangka tersebut, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendorong digitalisasi yang inklusif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Langkah ini diyakini dapat membuka akses yang lebih luas ke pasar global, meningkatkan daya saing, sekaligus memperkecil kesenjangan digital di kawasan Asia-Pasifik.
Selain itu, Indonesia juga membawa gagasan penting mengenai human-centered AI, pendekatan pengembangan kecerdasan buatan yang menempatkan manusia sebagai inti dari proses teknologi.
“Human-centered AI berarti kecerdasan buatan yang di dalam prosesnya tetap melibatkan intervensi manusia,” jelas Airlangga.
Menurutnya, pendekatan ini perlu ditekankan agar pengembangan AI tidak mengabaikan nilai etika, tanggung jawab, dan kepentingan sosial.
Airlangga menambahkan, dunia kini tengah memasuki fase pembahasan artificial general intelligence (AGI). Sebuah bentuk kecerdasan buatan yang memiliki pengetahuan umum layaknya manusia. Dalam konteks tersebut, Indonesia berkomitmen agar pengembangan AI global tidak kehilangan orientasi kemanusiaan.
“Sekarang yang sedang dibahas di tingkat global adalah artificial general intelligence, di mana AI memiliki kemampuan pengetahuan yang bersifat umum,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada teknologi, Indonesia juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan dan energi sebagai fondasi keberlanjutan ekonomi kawasan. Di saat yang sama, ekonomi kreatif turut dipandang sebagai motor baru pertumbuhan nasional yang berakar pada inovasi dan kekayaan budaya.
“Indonesia juga akan mendorong ketahanan pangan dan energi, serta ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan,” tutur Airlangga.
Melalui KTT APEC 2025 ini, Indonesia ingin memastikan bahwa kemajuan ekonomi digital dan inovasi teknologi tetap berpihak pada manusia. Di tengah diskusi global tentang efisiensi dan kompetisi, Indonesia menegaskan bahwa masa depan Asia-Pasifik harus dibangun atas dasar keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan.
Laporan oleh Dipa

