Merdekapos.com, Magelang – Rangkaian perayaan Grebeg Suro Gunung Tidar 2025 resmi dimulai hari ini, Rabu 25 juni 2025 dan akan berlangsung selama dua hari. Acara ini mencapai puncaknya pada malam 1 Suro dengan prosesi ritual adat di puncak Gunung Tidar.
Ketua Panitia Grebeg Suro Gunung Tidar 2025, Sigit Anwari, menjelaskan bahwa hari pertama diisi dengan pertunjukan seni tradisional dari berbagai kelompok seni di Kota dan Kabupaten Magelang, mulai pagi hingga pukul 17.00 WIB. Setelah jeda istirahat, pertunjukan dilanjutkan hingga tengah malam.
“Pertunjukan seni melibatkan pelaku seni dari berbagai daerah sekitar. Setelah istirahat, pentas kembali digelar hingga pukul 00.00,” ujar Sigit saat ditemui di Gunung Tidar, Rabu (25/6/2025).
Hari kedua dimulai pukul 09.00 WIB dengan pentas seni hingga sekitar pukul 15.00 WIB. Usai jeda, acara dilanjutkan dengan kirab budaya yang mengambil rute dari area parkir Gunung Tidar, melewati Jalan Ikhlas dan Jalan Kahendran, lalu kembali ke titik awal. Kirab tersebut menempuh jarak sekitar 5 kilometer.
Pada malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, prosesi adat akan digelar di puncak Gunung Tidar. Prosesi ini melibatkan arak-arakan yang membawa tumpeng, uba rampe (perlengkapan sesaji), serta tiga gunungan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada para leluhur.
“Kirab ritual adat merupakan tradisi para juru kunci dan abdi dalem Gunung Tidar yang disebut ‘Bakti Alam Gunung Tidar’. Tiga gunungan yang diarak berisi berbagai macam sesaji,” jelas Sigit.
Ia menambahkan bahwa gunungan yang akan diperebutkan oleh masyarakat terdiri dari gunungan tahu, gunungan pakaian/kaus, serta gunungan hasil bumi. Setelah prosesi adat selesai, rangkaian acara ditutup dengan pagelaran wayang kulit di area bawah.
Doa bersama juga akan dilakukan di sejumlah lokasi keramat di puncak Gunung Tidar, antara lain di makam Syekh Subakir, Kiai Sepanjang, Tugu Sa atau Pakuning Tanah Jawa, dan makam Eyang Semar.
“Prosesi doa bersama menjadi bagian penting dari ritual malam 1 Suro. Doa terakhir akan digelar di makam Eyang Semar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala UPT Gunung Tidar Kota Magelang, Amirul Nugrahani, menyampaikan bahwa pihaknya bertugas memfasilitasi pelaksanaan acara, termasuk penyediaan lokasi seperti lapangan atas dan area makam.
“Fasilitasi tempat menjadi tanggung jawab kami. Beberapa titik lokasi acara berada di bawah pengelolaan UPT,” jelas Amirul.
Ia juga menyampaikan bahwa jumlah pengunjung pada malam 1 Suro tahun lalu mencapai sekitar 6.000 orang, dan tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 8.000 orang. Sepanjang bulan Suro tahun lalu, Gunung Tidar mencatat kunjungan hingga 41 ribu wisatawan.
Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, menegaskan komitmen pemerintah untuk terus melestarikan Grebeg Suro sebagai agenda budaya tahunan yang strategis bagi pariwisata dan identitas kota.
“Kami pastikan acara ini masuk dalam agenda resmi Kota Magelang. Ke depan, acara ini akan diperkuat sebagai ikon wisata budaya dan religi di kawasan Gunung Tidar,” ujarnya.
Menurut Damar, Gunung Tidar memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi, sehingga potensial dikembangkan menjadi pusat edukasi dan wisata religi unggulan.
“Gunung Tidar telah lama dikenal sebagai pakunya Tanah Jawa. Selain itu, di lerengnya berdiri Akademi Militer yang telah melahirkan dua Presiden RI. Ini menjadi modal besar untuk pengembangan pendidikan dan pariwisata ke depan,” pungkasnya.
Laporan oleh Dipa