Merdekapos.com, Jakarta — Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, memberikan pembekalan perdana kepada para kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang akan mengabdi di Sekolah Rakyat. Kegiatan ini dilakukan secara daring, sebagai bagian dari persiapan menjelang peluncuran resmi Sekolah Rakyat yang merupakan program unggulan Presiden Prabowo.
“Ini perjalanan pertama bagi kita semua. Kepala sekolahnya baru pertama, gurunya pertama, menterinya juga pertama. Tidak ada yang paling hebat di sini, kita sedang belajar bersama,” ujar Gus Ipul dengan nada rendah hati namun penuh semangat.
Dalam pesannya, Gus Ipul menekankan pentingnya kerja kolaboratif lintas kementerian dan lembaga. Meskipun Kementerian Sosial ditunjuk sebagai koordinator, pelaksanaan Sekolah Rakyat adalah kerja bersama, melibatkan kementerian teknis, BUMN, BKN, serta pemerintah daerah, sesuai dengan arahan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pengentasan Kemiskinan.
“Sekolah Rakyat ini adalah gagasan besar Presiden Prabowo untuk membuka akses pendidikan bagi mereka yang paling tertinggal. Ini kerja tim nasional, bukan kerja satu kementerian saja,” tegasnya.
Gus Ipul menjelaskan, Sekolah Rakyat dirancang sebagai solusi nyata bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera. Program ini tidak hanya membuka akses pendidikan, tetapi juga memutus rantai kemiskinan melalui kebijakan afirmatif negara.
Tahap pertama, Sekolah Rakyat akan beroperasi di 100 lokasi. Sebanyak 63 titik akan mulai berjalan pada 14 Juli 2025, disusul 37 titik lainnya di akhir bulan. Total 9.755 siswa telah terdaftar di tahap awal, dan jumlah itu ditargetkan mencapai 20.000 siswa pada gelombang berikutnya.
“Alhamdulillah, rekrutmen guru dan siswa sudah selesai. Besok saat mulai belajar, siswa juga akan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, yang akan dilakukan setiap tahun,” tambahnya.
Berbeda dari sekolah pada umumnya, Sekolah Rakyat tidak menerapkan seleksi akademik dalam penerimaan siswa. Sebagai gantinya, akan dilakukan pemetaan DNA talenta dan tes psikologi untuk menggali potensi masing-masing anak. Teknologi akan digunakan untuk membantu guru memahami kekuatan siswa dan merancang arah karier mereka sejak dini.
Selain itu, Gus Ipul menegaskan komitmen untuk menjaga lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Tiga hal yang wajib dicegah di Sekolah Rakyat adalah perundungan (bullying), kekerasan seksual, dan intoleransi.
“Anak-anak kita akan mendapat enam set seragam, makan tiga kali sehari, dan perlengkapan belajar yang lengkap. Negara hadir sepenuhnya untuk memuliakan mereka,” ujarnya.
Dalam pesannya kepada para guru, Gus Ipul menekankan bahwa menjadi pengajar di Sekolah Rakyat bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati. Guru adalah mitra yang membantu anak-anak menemukan “kalimat terbaik” dalam perjalanan hidup mereka.
“Kalau pendidikan adalah cahaya, maka Sekolah Rakyat adalah obor kecil yang kita bawa ke sudut-sudut gelap negeri ini. Agar anak-anak di sana tahu, mereka tidak pernah dilupakan,” tuturnya.
Mawardi, salah satu guru Sekolah Rakyat dari Kabupaten Bogor, mengungkapkan optimismenya. Ia merasa roadmap program ini sangat jelas, didukung fasilitas memadai dan semangat kolaboratif lintas lembaga.
“Sekolah Rakyat menjangkau anak-anak yang selama ini terpinggirkan dari layanan pendidikan. Kami siap turun langsung membangun pendidikan dari akar rumput,” kata Mawardi, lulusan PPG Prajabatan.
“Terima kasih. Penjelasanmu sangat baik dan saya yakin kamu bisa menjadi guru yang baik. Semoga Allah meridhoi setiap langkah kita dalam mewujudkan gagasan besar ini,” tutup Gus Ipul penuh harap.
Laporan oleh Dipa