Merdekapos.com, Pekanbaru – Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Sakit Madani dan menemukan berbagai ketidakwajaran dalam pengelolaan rumah sakit milik pemerintah tersebut pada Hari Jumat, (27/12/2024)
Sidak ini dilakukan untuk mengevaluasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, mengingat rumah sakit ini telah menerima dana yang sangat besar.
Tekad Abidin, salah satu anggota Komisi III DPRD Pekanbaru, menjelaskan bahwa sidak ini dilakukan untuk menilai penggunaan dana miliaran rupiah yang telah diterima RS Madani.
Selama inspeksi, mereka memeriksa berbagai fasilitas, termasuk ruang rawat inap, ICU, laboratorium, serta fasilitas MRI dan lainnya. Meskipun fasilitas yang ada terbilang memadai, Tekad mencatat ada kekurangan serius dalam hal jumlah pasien yang dirawat, bahkan hampir tidak ada pasien yang datang berobat.
” Lebih banyak pegawainya dibanding pasien, mungkin dikarenakan pelayanan yang tidak maksimal. Tapi untuk fasilitas tidak perlu ragukan lagi, fasilitas nya sudah oke.” kata Tekad.
Salah satu masalah utama yang ditemukan adalah utang RS Madani kepada vendor obat-obatan yang mencapai Rp 18 miliar, yang menyebabkan beberapa pemasok obat enggan memberikan pasokan ke rumah sakit tersebut.
Selain itu, Tekad juga menyoroti ketidakseimbangan antara jumlah pegawai dan pasien. Di rumah sakit ini, terdapat sekitar 600 tenaga harian lepas (THL) dan 200 pegawai ASN yang seluruhnya dibiayai dengan dana APBD.
Total pengeluaran untuk gaji pegawai tersebut mencapai Rp 22 miliar per tahun, sementara jumlah pasien hanya sekitar 50 orang. Pendapatan rumah sakit sebesar Rp 400 juta, sedangkan biaya operasionalnya mencapai Rp 2 miliar.
Selain masalah tersebut, Tekad juga mengungkapkan adanya ketidaktransparanan dalam pengelolaan anggaran, yang menyebabkan sering terjadinya konflik antara dokter dan manajemen rumah sakit. Tidak jarang, hak-hak medis yang menjadi kewajiban rumah sakit tidak diberikan dengan jelas.
Tekad menegaskan bahwa ke depan, pihaknya akan terus mendukung RS Madani, namun dengan syarat adanya perbaikan signifikan dalam pelayanan. Ia berharap rumah sakit ini bisa menjadi rumah sakit rujukan utama bagi masyarakat Pekanbaru, dengan pelayanan yang lebih baik dan pengelolaan yang lebih transparan.
” Kita ingin RS Madani menjadi rujukan masyarakat karena kita investasi pakai APBD dan BLUD, catatan pertama itu transparansi anggaran, nanti kedepannya kita akan evaluasi ulang perbaikan tata manajemennya” pungkas Tekad.
Laporan oleh dipa