Merdekapos.com, Jakarta – Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai titik kritis setelah serangkaian serangan militer saling balas diluncurkan dalam beberapa hari terakhir. Dunia mengamati dengan cemas, bertanya-tanya apakah konflik ini akan memicu perang regional yang meluas, atau bahkan eskalasi global.
Kementerian Pertahanan Israel melaporkan bahwa sebuah rudal balistik jarak jauh dari Iran menghantam Rumah Sakit Soroka di Be’er Sheva, Israel selatan. Ledakan besar tersebut menyebabkan lebih dari 240 orang terluka, termasuk tenaga medis dan pasien. Serangan ini menjadi salah satu insiden paling mematikan dalam sejarah hubungan kedua negara yang sudah lama bermusuhan.
Sebagai respons, Israel meluncurkan gelombang serangan udara ke wilayah Iran. Target utama disebut mencakup fasilitas nuklir penting dan bahkan kompleks yang diyakini sebagai tempat tinggal Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Meski belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel, sejumlah militer menyebutkan bahwa serangan tersebut adalah bagian dari “upaya penetralan ancaman eksistensial.”
Negara-negara besar seperti Rusia, Tiongkok, dan Uni Eropa menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri. Sekjen PBB mengingatkan bahwa “satu langkah salah bisa memicu bencana yang tak terkendali di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.”
Pengamat militer memperingatkan bahwa konflik ini tidak hanya akan berdampak pada Iran dan Israel, tapi juga bisa menyeret kekuatan-kekuatan besar dunia ke dalam pusaran konflik.
“Kita berada pada titik paling rapuh dalam geopolitik Timur Tengah sejak invasi Irak 2003. Eskalasi seperti ini dapat memicu blok-blok pertahanan global,” kata seorang analis pertahanan dari Brussels.
Apa Dampaknya bagi Dunia?
- Harga minyak mentah melonjak, menyusul kekhawatiran akan terganggunya pasokan dari kawasan Teluk.
- Pasar saham global bergejolak, dengan indeks di Eropa dan Asia mengalami penurunan signifikan.
- Dolar AS dan emas menguat sebagai bentuk pelarian investor ke aset aman (safe haven).
Meskipun situasi sangat tegang, beberapa diplomasi tertutup dikabarkan tengah dilakukan antara mediator regional dan internasional untuk menahan laju kekerasan. Namun, kecepatan balasan militer dan sikap keras kedua pihak membuat masa depan perdamaian masih tampak buram.
Laporan oleh Dipa