Merdekapos.com, Jakarta –Polri memperkirakan arus mudik Lebaran 2025 akan berlangsung dalam beberapa gelombang, seiring dengan kebijakan pemerintah terkait libur sekolah dan sistem kerja dari mana saja (WFA).
Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri, Kombes Pol Aries Syahbudin, mengungkapkan bahwa gelombang pertama puncak arus mudik diperkirakan dimulai pada Jumat, 21 Maret 2025, yang bertepatan dengan periode awal libur sekolah.
“Kementerian Dikdasmen telah mengumumkan bahwa mulai 21 Maret, anak-anak sekolah mulai libur. Dengan kebijakan ini, kami memprediksi gelombang pertama arus mudik akan terjadi, terutama bagi ASN yang sudah diperbolehkan bekerja dari mana saja,” ujar Aries pada Jumat, 21 Maret 2025.
Momentum libur sekolah ini diperkirakan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan perjalanan lebih awal ke kampung halaman. Gelombang pertama keberangkatan diprediksi terjadi mulai Jumat sore hingga Minggu, 23 Maret 2025.
“Biasanya, puncak arus mudik terjadi pada 27-28 Maret menjelang Idul Fitri. Namun, dengan adanya kebijakan ini, kami memperkirakan pola keberangkatan menjadi lebih merata,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik pada 24-27 Maret, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi guna mengurangi kepadatan lalu lintas. Salah satu langkah yang diambil adalah pemberian diskon tarif tol pada waktu-waktu tertentu.
“Kami berharap insentif ini dapat mendorong masyarakat untuk bepergian pada waktu yang lebih lengang,” tambahnya.
Korlantas Polri terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran arus mudik serta mengimbau masyarakat agar merencanakan perjalanan dengan baik guna menghindari kepadatan.
Polri Siapkan 2.800 Pos Pengamanan untuk Mudik Lebaran 2025
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pemudik, Korlantas Polri telah menyiapkan 2.800 pos pengamanan di berbagai lokasi.
Kombes Pol Aries Syahbudin menyatakan bahwa dalam pengamanan arus mudik tahun ini, sebanyak 164.000 personel diterjunkan ke lapangan. Jika masyarakat atau jurnalis membutuhkan informasi terkait kondisi lalu lintas atau peristiwa di lapangan, mereka dapat langsung menghubungi pos-pos pengamanan yang tersedia.
“Jika ada kejadian seperti kecelakaan atau pelaksanaan rekayasa lalu lintas seperti contraflow, silakan bertanya ke pos pengamanan terdekat. Di sana tersedia petugas yang siap memberikan informasi,” jelas Aries.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi terkait arus mudik dan menghindari berita hoaks yang beredar. Salah satu sumber informasi terpercaya yang dapat diakses masyarakat adalah laporan resmi dari Korlantas Polri.
“Beberapa tahun lalu, ada kejadian ketika kami menerapkan sistem one way dan menyampaikan agar pengendara tidak memasuki jalur tertentu. Namun, informasi tidak valid yang beredar justru menyebut jalur akan dibuka tengah malam, padahal kenyataannya tidak demikian. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk hanya mengandalkan informasi resmi,” tegasnya.
Aries juga menekankan pentingnya persiapan bagi pemudik sebelum melakukan perjalanan. Ia menyarankan masyarakat untuk mencari informasi mengenai rekayasa lalu lintas dan waktu-waktu dengan kepadatan tinggi agar perjalanan mudik dapat berjalan dengan lancar.
Laporan oleh Dipa