Merdekapos.com, Pekanbaru – Masyarakat kota Pekanbaru harus waspada dengan musim penghujan dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk(PSN) dalam upaya mengantisipasi terjadi nya demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengadilan Penyakit Dinas Kesehatan Jakarta Maryati Kasiman mengajak seluruh masyarakat yang ada di Indonesia untuk mencegah DBD menggunakan metode PSN 3M Plus
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencegah DBD dengan melaksanakan PSN 3M Plus, yaitu membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,”ujarnya pada hari Kamis (21/11/2024)
Sebelumnya, bulan September 2024 lalu, Dinas Kesehatan Jakarta telah mendata 12.000 kasus DBD, dengan lonjakan terbesar terjadi pada April dan Mei, yaitu 2.000 hingga 3.000 kasus. Sedangkan untuk Provinsi Riau , pada Januari-Mei 2024, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 860 kasus, dengan Kota Pekanbaru sebagai daerah yang terbanyak, yaitu 257 kasus.
Penyebab kasus tersebut terjadi disebabkan oleh musim hujan, populasi Aedes aegypti yang merupakan penyebab demam berdarah akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas saat habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Saat populasi nyamuk meningkat, maka ini juga akan menyebabkan peningkatan penularan penyakit demam berdarah dengue.
Mengingat kelangsungan hidup nyamuk Aedes aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembapan tinggi selama musim hujan, itu sebabnya masyarakat riau harus lebih waspada lagi sebab sekarang sudah memasuki musim hujan.
Sebelumnya, Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Namun kamu tidak bisa tertular demam berdarah karena berada di sekitar orang yang terinfeksi tetapi dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.
“Tapi tenang saja setiap Puskesmas yang ada dikota maupun desa sudah siap menangani DBD sebagai penyakit endemis disetiap daerah, tetapi ini tidak mungkin ditangani oleh pemerintah saja, kami harap partisipasi masyarakat juga ikut andil didalam nya ” jelasnya
Dalam mengatasi kasus tersebut maryati menyarankan untuk menggunakan prosedur penanganan metode 3M Plus yang merupakan solusi tepat dalam menimalisir terjadinya DBD disekitar lingkungan tempat tinggal. Berikut ini tata cara metode 3M Plus yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
- menguras penampungan air
- menutup tempat penyimpinan air dan
- melakukan daur ulang barang yang menjadi tempat berkembang biak nya nyamuk aedes aegypti dan Aedes albopictus.
- melakukan penanaman tanaman penangkal nyamuk
- memelihara ikan pemakan jentik
- menggunakan larvasida pada air yang sulit dikuras
- melakukan perbaikan terhadap saluran dan talang air yang tersumbat
Selanjutnya, jika masyarakat yang terkana gigit maka gejala DBD akan muncul mulai empat hingga 10 hari , penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius.Berikut gejala terjadinya demam berdarah yang perlu masyarakat Riau waspadai:
- Demam tinggi: Gejala awal yang paling umum dari demam berdarah adalah demam tinggi secara mendadak, biasanya suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius. Demam ini bisa disertai dengan menggigil dan dapat berlangsung selama 2 hingga 7 hari.
- Nyeri otot dan sendi: Banyak pasien demam berdarah yang mengalami nyeri otot dan sendi yang parah, sehingga sering disebut “demam bone-breaking”. Nyeri ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Ruam kulit: Ruam ini bisa berupa bercak merah dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Tingkat keparahan ruam bisa berbeda-beda, tergantung seberapa parah demam berdarah yang dialami.
- Mual dan muntah: Mual dan muntah bisa mempengaruhi asupan makanan dan cairan. Hal ini terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi dan bisa menyebabkan dehidrasi.
- Penurunan jumlah trombosit: Kondisi ini bisa menyebabkan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah turun. sehingga menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian. Tanda-tanda peringatan DBD yang parah dan merupakan keadaan darurat dapat berkembang dengan cepat.
Tidak hanya penyakit DBD saja yang harus diwaspadai saat musim penghujan tetapi penyakit lain juga harus diwaspadai seperti leptospirosis, diare, tifoid, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit.
Meskipun saat ini belum tercatat adanya peningkatan kasus DBD, Maryati memperingatkan untuk keluarga yang memiliki ibu hamil,lansia, anak-anak ,daya imun renta dan bayi agar bisa lebih waspada menjaga lingkungan tempat tinggal agar tetap bersih mengingat beberapa bulan kedepannya masih musim penghujan.
Laporan oleh dipa