Merdekapos.com, Flores –Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan pada Senin pagi, 14 April 2025. Dalam kurun waktu kurang lebih tiga jam, gunung ini mengalami tiga fase erupsi yang masing-masing menunjukkan intensitas berbeda.
Letusan pertama tercatat pada pukul 06.00 WITA dengan ketinggian kolom abu mencapai 300 meter dari puncak kawah. Fase kedua terjadi pada pukul 07.25 WITA, menyemburkan abu vulkanik setinggi sekitar 700 meter. Puncak aktivitas terjadi pada pukul 08.32 WITA, ketika gunung tersebut melontarkan material vulkanik hingga 1.500 meter ke atmosfer.
Secara geologis, peningkatan tekanan dari dalam dapur magma kemungkinan besar memicu pelepasan gas dan material vulkanik secara beruntun. Pergerakan fluida magma yang cepat serta interaksi gas-gas terlarut seperti sulfur dioksida (SO₂) dan karbon dioksida (CO₂) dengan batuan di sekitar kawah dapat menyebabkan peningkatan tekanan internal, yang akhirnya dilepaskan dalam bentuk erupsi eksplosif.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api yang berlokasi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, terus melakukan pemantauan intensif terhadap fluktuasi aktivitas seismik dan visual gunung. Terdapat indikasi bahwa sistem magmatik di bawah permukaan masih dalam kondisi labil dan belum sepenuhnya mereda.
Imbauan siaga telah dikeluarkan bagi tujuh desa yang berada di sekitar lereng gunung. Masyarakat di kawasan tersebut diingatkan untuk tetap berada dalam radius aman dan mengikuti arahan dari otoritas setempat guna meminimalisir risiko paparan abu vulkanik serta potensi lahar dingin apabila terjadi hujan.
Hingga kini, tercatat sekitar 4.000 warga masih bertahan di sejumlah posko pengungsian. Petugas dan relawan terus mendistribusikan logistik sembari memonitor kemungkinan peningkatan aktivitas vulkanik lanjutan.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan bencana berbasis data geofisika, guna mengantisipasi dan merespons perubahan perilaku gunung berapi yang bersifat dinamis dan tidak selalu dapat diprediksi secara presisi.
Laporan oleh Dipa