Merdekapos.com, Jakarta – Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Jumat (13/6/2025), bertempat di PHE Tower, Jakarta.
Rapat dijadwalkan berlangsung pukul 13.00 WIB dengan agenda utama membahas laporan kinerja operasional dan keuangan perusahaan sepanjang tahun 2024.
Meskipun menjadi forum penting bagi pemegang saham, sumber internal menyebutkan bahwa tidak ada agenda pergantian direksi dalam rapat kali ini. Fokus utama tertuju pada evaluasi performa perusahaan dan strategi tahun mendatang.
Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim, dalam paparan sebelumnya di hadapan Komisi VI DPR RI (12 Maret 2025), menyebutkan bahwa perusahaan membukukan pendapatan unaudited sebesar USD 12,79 miliar atau sekitar Rp 208,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.310/USD) sepanjang 2024.
Pendapatan ini berasal dari produksi migas yang stabil, didukung harga minyak rata-rata USD 80,48 per barel dan harga gas USD 7,48 per MSCF. Untuk 2025, perusahaan menargetkan peningkatan pendapatan menjadi USD 13,71 miliar, atau naik sekitar 7,2 persen dari tahun sebelumnya. Sementara EBITDA perusahaan ditargetkan tumbuh dari USD 6,83 miliar menjadi USD 7,35 miliar.
Sepanjang kuartal I 2025, PHE mencatat total produksi migas sebesar 1,043 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), sedikit naik dari periode sama tahun lalu sebesar 1,042 MBOEPD.
Kegiatan operasional yang dilakukan mencakup:
- Pengeboran 5 sumur eksplorasi
- 206 sumur pengembangan
- 248 kegiatan workover
- 9.207 well services
Chalid menjelaskan bahwa peningkatan produksi tahun ini akan didorong oleh strategi eksplorasi masif, pemeliharaan sumur aktif, serta penerapan teknologi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR).
PHE mengelola wilayah kerja migas berdasarkan lima regional, mencakup:
- 40 wilayah kerja domestik (27 blok operator dan 13 blok non-operator)
- 27 wilayah kerja internasional di 13 negara, termasuk Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah
Hingga akhir 2021, perusahaan memiliki 68 anak perusahaan dan 6 perusahaan joint venture, termasuk PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Pertamina Drilling, dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI).
Untuk mendukung ekspansi dan pembiayaan operasional, PHE menerbitkan obligasi global sebesar USD 1 miliar dengan kupon 5,25% melalui skema Reg S/144A. Dana ini digunakan untuk pelunasan pinjaman dan penguatan belanja modal (capex). Obligasi ini mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody’s dan BBB dari Fitch Ratings, menandakan prospek stabil dan kepercayaan pasar yang tinggi.
Tak hanya mengejar profit, PHE juga mengedepankan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dengan menargetkan pengurangan emisi CO₂, mendorong efisiensi energi, serta memastikan tata kelola perusahaan yang transparan dan bebas korupsi.
“Revenue kami pada 2024 mencapai USD 12,79 miliar. Target 2025 adalah USD 13,71 miliar. Ini menunjukkan arah bisnis kami tetap agresif namun terukur,” ujar Chalid Said Salim, Direktur Utama PHE.
RUPS 2025 menandai komitmen Pertamina Hulu Energi untuk mempertahankan kinerja kuat di sektor hulu migas, sembari memperluas jaringan internasional dan memperkuat struktur bisnis yang sehat. Dengan tidak adanya pergantian direksi, PHE menunjukkan stabilitas manajerial yang diyakini mampu menjaga arah strategis perusahaan ke depan.
Laporan oleh Dipa