Merdekapos.com, Bengkalis – Di sebuah sudut Kabupaten Bengkalis, Riau, kisah tragis menimpa seorang perempuan muda berusia 21 tahun, berinisial S. Ia harus mengalami luka batin yang mendalam, bukan karena musuh, melainkan dari orang yang seharusnya menjadi pelindung utamanya yaitu suaminya sendiri, RR (28).

Peristiwa bermula saat RR membawa istrinya ke rumah seorang dukun berinisial ZM (42), dengan harapan bisa menemukan kesembuhan atas penyakit yang selama ini ia alami. RR, yang diduga mengalami gangguan fungsi seksual, percaya bahwa ZM bisa memberinya jalan keluar melalui ritual spiritual.

Pada awalnya, proses yang dijalani tampak seperti rangkaian pengobatan biasa: nasihat, doa, dan mandi yang disebut sebagai “mandi taubat”. Namun siapa sangka, di balik praktik yang diklaim spiritual itu, tersembunyi niat jahat.

Beberapa waktu setelah kunjungan pertama, pasangan suami istri ini kembali mendatangi rumah sang dukun dan memutuskan untuk menginap. Di sanalah, jalan hidup S mulai berubah. ZM menyebut bahwa penyakit sang suami sebenarnya berasal dari gangguan yang menimpa S. Dengan dalih “penyembuhan”, ZM memaksa korban menjalani ritual serupa, yang berujung pada tindak pencabulan.

Yang menyayat hati, suami korban justru membiarkan hal itu terjadi. Bukan melindungi, ia malah menyerahkan istri yang seharusnya ia jaga dalam ikatan cinta dan kepercayaan. Perbuatan keji itu terjadi berulang kali dalam rentang waktu beberapa hari.

Kebenaran akhirnya terungkap ketika keluarga korban merasa cemas karena S dan suaminya tak kunjung kembali ke rumah. Pada tanggal 23 Juni 2025, keluarga menjemput S. Dalam kondisi terluka secara batin dan penuh rasa malu, korban akhirnya berani melaporkan apa yang ia alami ke pihak kepolisian.

Kini, ZM dan RR telah ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di tahanan Polsek Mandau, mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

Kisah ini menjadi cermin buram bagaimana kepercayaan yang tulus bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ini juga menjadi pengingat bahwa cinta sejati bukan hanya soal kehadiran fisik, melainkan perlindungan dan tanggung jawab untuk menjaga orang yang kita sayangi dari bahaya, bukan justru menyerahkan mereka kepada kejahatan.

Laporan oleh Dipa 

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version